Pengaruh Deterjen Dan Air Garam
Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Disusun
Oleh :
·
A
·
A
·
A
·
A
·
A
·
A
·
A
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul “ Pengaruh
Deterjen Dan Air Garam Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau “.
Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan terhadap tanaman kacang hijau
dengan pemberian deterjen disetiap harinya. Dalam penulisan percobaan ini,
berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya
laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis
dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Pak X selaku pengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XII IPA 4 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan
laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis
menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak
agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat. Serta akhir kata penulis
ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi baik anda semua.
Terimakasih.
Jakarta , 4 September 20xx
DAFTAR ISI
JUDUL
.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..……………………………………………….…………. 2
DAFTAR ISI
....................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ..……………………………………………………… 4
BAB 1 PENDAHULUAN ..……………………………………………………… 4
A. Latar Belakang .………………………………….…………………….. 4
B.
Rumusan
Masalah ………………………………….……….……...… 4
C.
Tujuan
Percobaan …………..…………………….…….……..…….. 5
D.
Hipotesis
……………..…………………………….….……..………… 5
E.
Manfaat
Percobaan …………….……………….……..………….… 5
F.
Batasan
Masalah ………………………………….....……….……… 5
G. Metode Pengumpulan Data ……………………..………..………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..…………………….…………………………… 6
A. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan ………………………….. 6
B. Tinjauan Umum Tentang Kacang Hijau ………………….……….. 7
1. Kacang Hijau ….….…………………………………..……………. 7
2. Manfaat Kacang Hijau ……………………………..…………….. 7
3. Klasifikasi …………………………………………..……………….. 8
4. Morfologi Tanaman Kacang Hijau …………………..……….… 8
C. Tinjauan Umum Tentang Deterjen ………………………………… 9
1. Deterjen Itu …………………………………………………….…… 9
2. Komposisi …………………………………………………………… 9
3. Jenis Deterjen …………………………………………………….. 10
4. Bahaya Deterjen ………………………………………………….. 10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ……………………………………… 12
A.
Metode
Percobaan …………………………………………………… 12
B. Rencana Percobaan …………………………………………………. 12
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………. 12
D. Waktu dan Tempat ……………..…………………………………….. 12
E. Variabel Percobaan ………………………………………………….. 12
F. Sasaran Percobaan ………………………………………………….. 13
G. Intrumen Percobaan …………………………………………………. 13
H. Prosedur Kerja ………………………………………………………… 13
I.
Pengambilan
Data ……………………………………………………. 14
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 14
A.
Data Percabaan
Dan Analisis Data ……………………………….. 14
B. Pembahasan …………………………………………………………… 14
C.
Uji Hipotesis
…………………………………………………………... 15
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………... 15
A.
Kesimpulan
………………………………………………………........ 15
B.
Saran
……………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tumbuh
dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya
berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae
yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya
perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya
masih sanagat rendah.
Tanaman
kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal
dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa
kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu :
1. Lebih tahan
terhadap kekeringan
2. Hama dan
penyakit relative sedikit
3. Panen
relative cepat, pada umur 55-60 hari
4. Cara tanam
dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah
5. Kegagalan
panen total relatif kecil
6. Harga jual
tinggi dan stabil
7. Dapat
dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah
Peningkatan produksi kacang
hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan
varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat peningkatan
usaha pengelolaan lepas panennya. Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau,
memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah air.
Sehubungan dengan adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi
oleh air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan
ditimbulkan dari pemberian larutan deterjen yang berbeda.
Untuk mengetahui secara detail,
maka perlu diketahui bahwa semua tumbuhan memerlukan air untuk dapat tumbuh.
Air sendiri berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi
enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa air reaksi kimia dalam sel tidak dapat
berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
Kadar larutan deterjen yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.
Kadar larutan deterjen yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.
Berdasarkan penuturan diatas,
kami tertarik untuk melakukan pembuktian dengan mengadakan percobaan tentang
pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau. Disini kami
memilih larutan murni (air mineral biasa), larutan deterjen 5% dan larutan
deterjen 10% untuk disiramkan tiap harinya untuk diteliti pengaruhnya terhadap
pertumbuhan kacang hijau.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah
deterjen dan air garam berpengaruh terhadapa pertumbuhan
kacang hijau ?
Bagaimana
pengaruh pertumbuhan kacang hijau yang diberi deterjen dan air garam?
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh pemberian deterjen dan air garam dengan kadar tertentu pada pertumbuhan kacang hijau.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh pemberian deterjen dan air garam dengan kadar tertentu pada pertumbuhan kacang hijau.
D. HIPOTESIS
Deterjen dan air garam berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Deterjen dan air garam berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.
E. MANFAAT PERCOBAAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh deterjen dan air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh deterjen dan air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
F. BATASAN MASALAH
Karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen dan air garam terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau ini hanya menggaris bawahi hasil percobaan dan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula beberapa kajian-kajian teori mengenai pertumbuhan, kacang hijau, air garam dan deterjen.
Karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen dan air garam terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau ini hanya menggaris bawahi hasil percobaan dan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula beberapa kajian-kajian teori mengenai pertumbuhan, kacang hijau, air garam dan deterjen.
G. METODE PENGUMPULAN DATA
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses dibuat oleh perguruan tinggi negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses dibuat oleh perguruan tinggi negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN
Pengertian
perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai
untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang
berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol
keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung
sebelum peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar
dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis
dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman
menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman
karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan
mati.
Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di
lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan. Suhu yang baik untuk
tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu
tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada
tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada
suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan
tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim
serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu ekstrim yaitu
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau
terhenti karena enzim idak dapat bekerja.
Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas
di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan
yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan
berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya
sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah intensitas cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan
tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun
stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu
lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak
cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda,
stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih
lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya bersifat menghambat
pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat
pemanjangan sel.
Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang
dikendalikan oleh air antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang,
perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan
bunga dan dominasi tunas. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis
yang bersifat kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume
dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah
(bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang
dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi
beberapa sel anak.
2.
Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan
volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan
oleh penyerapan air kedalam vakuola.
3.
Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang
telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui
proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
Faktor yang
mempengaruhi Pertumbuhan :
1.
Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler) faktor ini
merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
adalah sebagai berikut:
a. Air dan
mineral
b. Kelembaban.
c. Suhu
d. Cahaya
2.
Faktor internal (interseluler)
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.
Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.
Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.
3.
Faktor Intraseluler (gen)
Pertumbuhan
pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan
batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan
diferensiasi.
Pertumbuhan
dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan meristem
apical diujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan
pertumbuhan membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae.
B. TINJAUAN UMUM TENTANG KACANG HIJAU
a)
Kacang Hijau.
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi
adalah bijinya. Biji
kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau
dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum
dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Kacang hijau bila direbus cukup lama
akan pecah dan pati yang
terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
b)
Manfaat Kacang Hijau
Banyak manfaat yang terkandung
didalam sihijau bundar ini. diantaranya adalah sebagai berikut, Kacang hijau
mengandung mineral berupa kalsium dan fosfor yang sangat berguna untuk
memperkuat tulang.
Kandungan protein didalam kacang
hijau mencapai 24%, sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain itu
multi-protein nya berfungsi menggantikan sel mati dan membantu sel tubuh.
Kandugan lemak didalam kacang hijau
terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Asam lemak tak
jenuh penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, karena kandungan
asam lemak tak jenuhnya, kacang hijau dapat dikonsumsi bebas bagi yang memiliki
masalah dengan berat badan.
Kacang hijau juga mengandung vitamin
B1 dan B2 yang membantu penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga
meningkatkan kinerja saraf. Vitamin B1 juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan
vitalitas pria.
Selain baik bagi kesehatan dan
mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga sangat baik
untuk Ibu Hamil. Kacang hijau mengandung Asam Folat yang
penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak
awal kehamilan atau sebelum hamil. Khasiat
yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan saraf pada bayi
dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam folat ini juga
dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan
berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
c)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
d)
Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk
bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya
trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar
pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau
berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.
Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat.
Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang
hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan
hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat,
dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada
permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas
selama hidupnya.
Tanaman ini
dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan
memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.
C.
TINJAUAN UMUM
TENTANG DETERJEN
Deterjen Itu…
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh
oleh kesadahan air.
Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
1)
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik :
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik :
a.
Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
b.
Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
c.
Alpha Olein Sulfonate (AOS)
d.
Kationik : Garam Ammonium
e.
Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
f.
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2)
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP) Asetat :
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP) Asetat :
a.
Nitril Tri Acetate (NTA)
b.
Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
3)
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen
yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah
kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
4)
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan
bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas: Detergen Cair, secara umum Detergen
cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di
indonesia setahu saya Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan
untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan
teknologi canggih.
Detergen
krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan
formula bahan baku keduanya berbeda.
Detergen
bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu
mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan
menjadi dua yaitu Detergen bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan
bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses
pembuatannya.
Bahaya Detergen
Tanpa
mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus
diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak
negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari
pembentuk Detergen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan
dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada
pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil
pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi
kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat
iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan
dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang
terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi
pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene
merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada
awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri Detergen. Namun
karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap
lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders,
salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate.
Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air.
Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan
magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen
meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly
Phosphate (STPP).
Phosphate
tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi
penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak,
phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan
di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan
algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri.
Populasi
bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai
suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru
membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara,
penggunaan phosphate dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah
dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.
Efek paling
nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya
eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen
yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan
enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari,
kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami
degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.
Jika hal
seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat
merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan
saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah
deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung
saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi
yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi
Dalam jangka
panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai
salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen
akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk
senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat
mungkin terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan juga
instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu
mengolah limbah deterjen secara sempurna.
BAB
III
METODOLOGI PERCOBAAN
METODOLOGI PERCOBAAN
A. METODE PERCOBAAN
Metode percobaan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan
melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman kacang
hijau dalam 3 gelas aqua ( 1 (Air mineral biasa) , 2 (Air garam), 3 (Larutan
Detergen 5%))
B.
RENCANA
PERCOBAAN
Dalam
karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh deterjen
dan air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau, kelompok kami telah melalukan
percobaan, pengamatan dan penelitian. Demi terjalinnya kekompakan dan
keefesienan dalam bekerja, penulis beserta kelompok membagi tugas yang berbeda
pada setiap individu.
Masing-masing
akan berperan antara lain sebagai penyedia alat dan bahan, pengumpulan refrensi
atau bahan kajian teori yang dijadikan sebagai bahan acuan, pengerjaan
pembuatan variable manipulasi atau media tumbuh, pelaksana percobaan, sebagai
pengukur pertumbuhan tinggi kacang hijau (kecambah) selama masa percobaan yaitu
selama 7 hari, pendokumentasi pertumbuhan kacang hijau berupa data sebagai
bukti autentik atas percobaan tersebut, dilanjutkan dengan pencatatan data
pertumbuhan kacang hijau selama masa percobaan.
Setelah
semua data terkumpul, dilakukan proses pembuatan makalah laporan hasil
penelitian ini sekaligus mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data
menjadi data olahan yang layak untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk
karya tulis ilmiah yang baik dan menurut standar..
C.
POPULASI
DAN SEMPEL
Populasi : biji kacang hijau
(Phaseolus radiatus).
Sempel : ± 9 biji
kacang hijau.
D. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Tanggal 19-26 Agustus 2013
Tempat : Pematangsiantar, Sumatra
Utara
E. VARIABEL PERCOBAAN
1.
Variabel bebas
Variabel bebas atau
variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa suatu zat) yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel
terikat. Merupakan faktor (perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis air yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Gelas 1 (air mineral biasa), Gelas 2 (air garam) dan Gelas 3 (larutan detergen 5%)
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis air yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Gelas 1 (air mineral biasa), Gelas 2 (air garam) dan Gelas 3 (larutan detergen 5%)
2.
Variabel terikat
Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas. Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan kacang hijau.
Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas. Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan kacang hijau.
3.
Variabel Kontrol
Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas). Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan, kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.
Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas). Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan, kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.
F.
SASARAN
PERCOBAAN
Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :
AQUA GELAS 1 : air mineral biasa
AQUA GELAS 2 : air garam
AQUA GELAS 3 : larutan deterjen 5%
Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :
AQUA GELAS 1 : air mineral biasa
AQUA GELAS 2 : air garam
AQUA GELAS 3 : larutan deterjen 5%
G.
INSTRUMEN
PERCOBAAN
Alat :
Alat :
1.
3 buah gelas plastik aqua bekas
(sebagai pot)
2.
Penggaris
3.
Alat Tulis
4.
Botol aqua ukuran sedang (sebagai
penampung larutan deterjen 5%)
5.
Botol aqua ukuran sedang (sebagai
penampung air garam)
Bahan:
1. ±9 Biji Kacang hijau
2. Air mineral biasa
3. Larutan deterjen 5%
4. Air garam
5. Kapas (sebagai media tanam,
pengganti tanah)
H.
PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyiapkan 3 buah aqua gelas yang sudah dihilangkan plastik penutupnya
untuk 3 buah perlakuan.
3. Memberikan tanda pada masing-masing aqua gelas agar tidak tertukar.
4. Memasukkan kapas sebagai media pengganti tanah kedalam gelas aqua.
5. Memasukkan 3 biji kacang hijau kedalam setiap aqua gelas.
6. Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau :
Aqua gelas 1 : diberi air mineral biasa
Aqua gelas 2 : diberi air garam
Aqua gelas 3 : diberi larutan deterjen 5%
Aqua gelas 1 : diberi air mineral biasa
Aqua gelas 2 : diberi air garam
Aqua gelas 3 : diberi larutan deterjen 5%
7. Menyimpan percobaan tersebut ke tempat yang terlindung (tidak terkena
sinar matahari secara langsung) dan aman.
8. Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau secara rutin sebanyak 2 kali
perlakuan dalam sehari.
9. Memasukkan data dalam pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
I.
PENGAMBILAN DATA
Penagambilan data adalah
sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian
tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau difoto. Untuk
menjadikan sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.
BAB
IV
DATA DAN PEMBAHASAN
DATA DAN PEMBAHASAN
A.
DATA
PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Data Hasil Pengamatan
Hari/
Tanggal
|
Bulan
Agustus 2013[Tinggi (cm)]
|
||||||
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
|
Gelas 1
|
0
|
0.5
|
1.5
|
3
|
5
|
6.3
|
8.3
|
Gelas 2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Gelas 3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
B.
PEMBAHASAN
Pada Hari Pertama:
Aqua Gelas 1 : Penanaman biji.
Aqua Gelas 2 : Penanaman biji.
Aqua Gelas 3 : Penanaman biji.
Pada Hari Kedua:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 0.5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh.
Aqua Gelas 3 : Biji tidak tumbuh.
Pada Hari Ketiga:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 1.5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh.
Aqua Gelas 3 : Biji tidak tumbuh.
Pada Hari Keempat:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 3 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, tanah
menggumpal.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.
Pada Hari Kelima:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, gumpalan
kapas semakin banyak.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.
Pada Hari Keenam:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 6.3 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, gumpalan
kapas bersatu.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.
Pada Hari Ketujuh:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan
sebesar 8.3 cm.
Aqua Gelas 2 : Tanaman tidak tumbuh, biji
mengeras, dan kapas berbau
Aqua Gelas 3 : Biji membusuk(warna biji
menghitam).
C.
UJI
HIPOTESIS
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan selama 7 hari dan berdasarkan hasil analisis data dapat ditemukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan antara kacang hijau yang diberi perlakuan dengan air mineral biasa , yang diberi air garam dan yang diberi larutan deterjen 5%. Dengan berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa pemberian deterjen dan air garam kepada tanaman kacang hijau akan berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sehingga, dengan demikian berarti hipotesis yang diajukan terbukti benar.
BAB V
BAB KESIMPULAN
BAB KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Kacang hijau tidak akan tumbuh dengan
baik bila disirami dengan air deterjen (larutan deterjen) dan air garam
meskipun tidak dilakukan secara rutin. Biji kacang hijau yang diberi air
mineral (air putih biasa) hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan dengan
biji kacang hijau yang diberi larutan deterjen dan yang diberi air garam.
Apalagi bila diletakkan pada tempat yang memiliki cahaya yang kurang. Oleh
karenanya, pemberian air terhadap tanaman khususnya kacang hijau perlu
diperhatikan. Karena, bila air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun
dan air garam akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Perlu
diketahui bahwa air deterjen merupakan limbah yang mempunyai berbagai dampak
negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan dan air garam
memiliki kadar pH yang tinggi juga mempunyai berbagai dampak negative terhadap
pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan.
B.
SARAN
1.
Dalam melakukan suatu percobaan,
lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang
mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.
Dalam mengukur tinggi kecambah,
harus dilakukan secara teliti.
3.
Dalam melakukan percobaan,
hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan
memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti
sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4.
Seharusnya limbah deterjen tidak
boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat menggangu ekosistem
sekitarnya.