Monday, November 25, 2013



Pengaruh Deterjen Dan Air Garam Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau




Disusun Oleh :


·        A
·        A
·        A
·        A
·        A
·        A
·        A









KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul “ Pengaruh Deterjen Dan Air Garam Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau “.

Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan terhadap tanaman kacang hijau dengan pemberian deterjen disetiap harinya. Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada  Pak X selaku pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII IPA 4 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.

Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat. Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa  selalu membalas budi baik anda semua. Terimakasih.







Jakarta , 4 September 20xx







DAFTAR ISI

JUDUL ..............................................................................................            1
KATA PENGANTAR ..……………………………………………….………….                       2
DAFTAR ISI .......................................................................................           3
BAB 1 PENDAHULUAN ..………………………………………………………           4
A.    Latar Belakang .………………………………….……………………..                       4
B.    Rumusan  Masalah ………………………………….……….……...…                        4
C.    Tujuan Percobaan  …………..…………………….…….……..……..                        5
D.    Hipotesis  ……………..…………………………….….……..…………                        5
E.    Manfaat  Percobaan  …………….……………….……..………….…                        5
F.     Batasan  Masalah  ………………………………….....……….………                       5
G.   Metode Pengumpulan Data  ……………………..………..…………                        5
BAB II KAJIAN PUSTAKA  ..…………………….……………………………                        6
A.    Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan  …………………………..                        6
B.    Tinjauan Umum Tentang Kacang Hijau  ………………….………..                       7
1.     Kacang Hijau …..…………………………………..…………….                        7
2.     Manfaat Kacang Hijau  ……………………………..……………..                        7
3.     Klasifikasi …………………………………………..………………..            8
4.     Morfologi Tanaman Kacang Hijau  …………………..……….…           8
C.    Tinjauan Umum Tentang Deterjen  …………………………………                        9
1.     Deterjen Itu …………………………………………………….……                        9
2.     Komposisi ……………………………………………………………             9
3.     Jenis Deterjen  ……………………………………………………..             10
4.     Bahaya Deterjen  …………………………………………………..                        10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN  ………………………………………                       12
A.    Metode Percobaan  ……………………………………………………                        12
B.     Rencana Percobaan  ………………………………………………….                        12
C.    Populasi dan Sampel  ………………………………………………….                        12
D.    Waktu dan Tempat  ……………..……………………………………..                        12
E.     Variabel Percobaan  …………………………………………………..                        12
F.     Sasaran Percobaan  …………………………………………………..                        13
G.    Intrumen Percobaan  ………………………………………………….                        13
H.    Prosedur Kerja  …………………………………………………………                        13
I.       Pengambilan Data  …………………………………………………….             14
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN  ………………………………………..             14
A.    Data Percabaan Dan Analisis Data ………………………………..                        14
B.     Pembahasan ……………………………………………………………             14
C.    Uji Hipotesis   …………………………………………………………...             15
BAB V PENUTUP  ……………………………………………………………...             15
A.    Kesimpulan  ………………………………………………………........             15
B.     Saran  …………………………………………………………………….             15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………....                        16




BAB 1
PENDAHULUAN

A.     LATAR  BELAKANG

                 Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.

                 Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu :
1.      Lebih tahan terhadap kekeringan
2.      Hama dan penyakit relative sedikit
3.      Panen relative cepat, pada umur 55-60 hari
4.      Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah
5.      Kegagalan panen total relatif kecil
6.      Harga jual tinggi dan stabil
7.      Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah

                 Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat peningkatan usaha pengelolaan lepas panennya. Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah air. Sehubungan dengan adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan ditimbulkan dari pemberian larutan deterjen  yang berbeda.

                 Untuk mengetahui secara detail, maka perlu diketahui bahwa semua tumbuhan memerlukan air untuk dapat tumbuh. Air sendiri berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa air reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
Kadar larutan deterjen yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.

                 Berdasarkan penuturan diatas, kami tertarik untuk melakukan pembuktian dengan mengadakan percobaan tentang pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau. Disini kami memilih larutan murni (air mineral biasa), larutan deterjen 5% dan larutan deterjen 10% untuk disiramkan tiap harinya untuk diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan kacang hijau.






B.     RUMUSAN MASALAH
Apakah deterjen  dan air garam berpengaruh terhadapa pertumbuhan kacang hijau ?
Bagaimana pengaruh pertumbuhan kacang hijau yang diberi deterjen dan air garam?

C.     TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh pemberian deterjen
dan air garam dengan kadar tertentu pada pertumbuhan kacang hijau.

D.    HIPOTESIS
Deterjen
 dan air garam berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.

E.     MANFAAT PERCOBAAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh deterjen
dan air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau.

F.      BATASAN MASALAH
Karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen dan ai
r garam terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau ini hanya menggaris bawahi hasil percobaan dan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula beberapa kajian-kajian teori mengenai pertumbuhan, kacang hijau, air garam  dan deterjen.

G.    METODE PENGUMPULAN DATA
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses
dibuat oleh perguruan tinggi negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.

Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.      Air
2.      Suhu
3.      Oksigen
4.      Cahaya

Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu ekstrim yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau terhenti karena enzim idak dapat bekerja.
Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.
Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air  antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis yang bersifat kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2.      Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.
3.      Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan :
1.      Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler) faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.       Air dan mineral
b.      Kelembaban.
c.       Suhu
d.      Cahaya

2.      Faktor internal (interseluler)
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Hormon Auksin      : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin   : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin    : memperpanjang akar.
Hormon Afserat      : menghambat perpanjangan sel.

3.      Faktor Intraseluler (gen)
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan meristem apical diujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

B.   TINJAUAN UMUM TENTANG KACANG HIJAU

a)      Kacang Hijau.
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.

Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

b)      Manfaat Kacang Hijau
Banyak manfaat yang terkandung didalam sihijau bundar ini. diantaranya adalah sebagai berikut, Kacang hijau mengandung mineral berupa kalsium dan fosfor yang sangat berguna untuk memperkuat tulang.

Kandungan protein didalam kacang hijau mencapai 24%, sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain itu multi-protein nya berfungsi menggantikan sel mati dan membantu sel tubuh.

Kandugan lemak didalam kacang hijau terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, karena kandungan asam lemak tak jenuhnya, kacang hijau dapat dikonsumsi bebas bagi yang memiliki masalah dengan berat badan.

Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 dan B2 yang membantu penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja saraf. Vitamin B1 juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.

Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau mengandung Asam Folat yang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum hamil. Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

c)      Klasifikasi
Kingdom               :           Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom          :           Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi          :           Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                     :           Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                     :           Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas              :           Rosidae
Ordo                      :           Fabales
Famili                    :          
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus                    :          
Phaseolus
Spesies                  :           Phaseolus radiatus L.

d)     Morfologi Tanaman Kacang Hijau      
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya.
Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.

C.     TINJAUAN UMUM TENTANG DETERJEN

Deterjen Itu…
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
1)      Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik :
a.       Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
b.      Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
c.       Alpha Olein Sulfonate (AOS)
d.      Kationik : Garam Ammonium
e.       Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
f.       Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

2)      Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP) Asetat :
a.       Nitril Tri Acetate (NTA)
b.      Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c.        Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat 

3)      Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

4)      Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : 
Enzim,BoraksSodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).


Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas: Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.
Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.
Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.

Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP).
Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri.
Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.
Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna.





BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.     METODE PERCOBAAN
Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau dalam 3 gelas aqua ( 1 (Air mineral biasa) , 2 (Air garam), 3 (Larutan Detergen 5%))
B.     RENCANA PERCOBAAN
Dalam karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh deterjen dan air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau, kelompok kami telah melalukan percobaan, pengamatan dan penelitian. Demi terjalinnya kekompakan dan keefesienan dalam bekerja, penulis beserta kelompok membagi tugas yang berbeda pada setiap individu.
Masing-masing akan berperan antara lain sebagai penyedia alat dan bahan, pengumpulan refrensi atau bahan kajian teori yang dijadikan sebagai bahan acuan, pengerjaan pembuatan variable manipulasi atau media tumbuh, pelaksana percobaan, sebagai pengukur pertumbuhan tinggi kacang hijau (kecambah) selama masa percobaan yaitu selama 7 hari, pendokumentasi pertumbuhan kacang hijau berupa data sebagai bukti autentik atas percobaan tersebut, dilanjutkan dengan pencatatan data pertumbuhan kacang hijau selama masa percobaan.
Setelah semua data terkumpul, dilakukan proses pembuatan makalah laporan hasil penelitian ini sekaligus mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data menjadi data olahan yang layak untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk karya tulis ilmiah yang baik dan menurut standar..

C.     POPULASI DAN SEMPEL
Populasi   :   biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Sempel     :   ± 9 biji kacang hijau.

D.    WAKTU DAN TEMPAT
Waktu      :   Tanggal 19-26 Agustus 2013
Tempat    :   Pematangsiantar, Sumatra Utara

E.     VARIABEL PERCOBAAN
1.      Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa suatu zat) yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Merupakan faktor (perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis air yang  dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Gelas 1 (air mineral biasa), Gelas 2 (air garam) dan Gelas 3 (larutan detergen 5%)
2.      Variabel terikat
Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas. Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan kacang hijau.

3.      Variabel Kontrol
Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas). Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan, kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.
F.      SASARAN PERCOBAAN
Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :
AQUA GELAS 1 :  air mineral biasa
AQUA GELAS 2 :  air garam
AQUA GELAS 3 :  larutan deterjen 5%

G.    INSTRUMEN PERCOBAAN
Alat :
1.      3 buah gelas plastik aqua bekas (sebagai pot)
2.      Penggaris
3.      Alat Tulis
4.      Botol aqua ukuran sedang (sebagai penampung larutan deterjen 5%)
5.      Botol aqua ukuran sedang (sebagai penampung air garam)
Bahan:
1.      ±9 Biji Kacang hijau
2.      Air mineral biasa
3.      Larutan deterjen 5%
4.      Air garam
5.      Kapas (sebagai media tanam, pengganti tanah)

H.    PROSEDUR KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menyiapkan 3 buah aqua gelas yang sudah dihilangkan plastik penutupnya untuk 3 buah perlakuan.
3.      Memberikan tanda pada masing-masing aqua gelas agar tidak tertukar.
4.      Memasukkan kapas sebagai media pengganti tanah kedalam gelas aqua.
5.      Memasukkan 3 biji kacang hijau kedalam setiap aqua gelas.
6.      Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau     :
Aqua gelas 1    : diberi air mineral biasa
Aqua gelas 2    : diberi air garam
Aqua gelas 3    : diberi larutan deterjen 5%
7.      Menyimpan percobaan tersebut ke tempat yang terlindung (tidak terkena sinar matahari secara langsung) dan aman.
8.      Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau secara rutin sebanyak 2 kali perlakuan dalam sehari.
9.      Memasukkan data dalam pengamatan ke dalam tabel pengamatan.


I.       PENGAMBILAN DATA
Penagambilan data adalah sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau difoto. Untuk menjadikan sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.





BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.       DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA

Data Hasil Pengamatan

Hari/
Tanggal
Bulan Agustus 2013[Tinggi (cm)]
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
19
20
21
22
23
24
25
Gelas 1
0
0.5
1.5
3
5
6.3
8.3
Gelas 2
0
0
0
0
0
0
0
Gelas 3
0
0
0
0
0
0
0
B.    PEMBAHASAN
Pada Hari Pertama:
Aqua Gelas 1 : Penanaman biji.
Aqua Gelas 2 : Penanaman biji.
Aqua Gelas 3 : Penanaman biji.

Pada Hari Kedua:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 0.5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh.
Aqua Gelas 3 : Biji tidak tumbuh.

Pada Hari Ketiga:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 1.5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh.
Aqua Gelas 3 : Biji tidak tumbuh.

Pada Hari Keempat:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 3 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, tanah menggumpal.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.

Pada Hari Kelima:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 5 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, gumpalan kapas semakin banyak.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.

Pada Hari Keenam:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 6.3 cm.
Aqua Gelas 2 : Biji tidak tumbuh, gumpalan kapas bersatu.
Aqua Gelas 3 : Biji tetap tidak tumbuh.

Pada Hari Ketujuh:
Aqua Gelas 1 : Mengalami pertumbuhan sebesar 8.3 cm.
Aqua Gelas 2 : Tanaman tidak tumbuh, biji mengeras, dan kapas berbau
Aqua Gelas 3 : Biji membusuk(warna biji menghitam).

C.       UJI HIPOTESIS

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan selama 7 hari dan berdasarkan hasil analisis data dapat ditemukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan antara kacang hijau yang diberi perlakuan dengan air mineral biasa , yang diberi air garam dan yang diberi larutan deterjen 5%. Dengan berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa pemberian deterjen dan air garam kepada tanaman kacang hijau akan berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sehingga, dengan demikian berarti hipotesis yang diajukan terbukti benar.


BAB V
BAB KESIMPULAN

A.      KESIMPULAN
Pada dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Kacang hijau tidak akan tumbuh dengan baik bila disirami dengan air deterjen (larutan deterjen) dan air garam meskipun tidak dilakukan secara rutin. Biji kacang hijau yang diberi air mineral (air putih biasa) hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan dengan biji kacang hijau yang diberi larutan deterjen dan yang diberi air garam. Apalagi bila diletakkan pada tempat yang memiliki cahaya yang kurang. Oleh karenanya, pemberian air terhadap tanaman khususnya kacang hijau perlu diperhatikan. Karena, bila air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun dan air garam akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Perlu diketahui bahwa air deterjen merupakan limbah yang mempunyai berbagai dampak negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan dan air garam memiliki kadar pH yang tinggi juga mempunyai berbagai dampak negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan.

B.     SARAN
1.      Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.      Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3.      Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4.      Seharusnya limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat menggangu ekosistem sekitarnya.